IHSG Ambruk, Rupiah Terjun Bebas

- Jumat, 28 Februari 2020 | 15:18 WIB


Presiden Direktur PT Syailendra Capital, Fajar Hidayat, mengatakan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cukup signifikan di atas 4% dalam sehari ini mencerminkan ada kepanikan sementara dari pelaku pasar.





Fajar menjelaskan penurunan 4% IHSG mencerminkan kepanikan sementara investor seiring dengan sentimen negatif di global saat ini di tengah wabah corona.





"Investor panic mode, sementara. Setiap tahun ada swing, jadi memang sejak awal tahun hingga saat ini IHSG sudah terkoreksi 16%. Dalam range 9 tahun, IHSG pernah 2013 ambles 22% [dalam kurun waktu beberapa bulan], pernah 22% di 2015 dari top to bottom, dan long the way selama 10 tahun swing atau turun 11-16%."





Namun terjadinya swing di pasar modal biasa terjadi setiap tahun di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kali ini, penurunan IHSG berkaitan dengan tren di bursa saham AS, Wall Street, khususnya indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang menjadi acuan global terus melorot dalam beberapa hari terakhir.





Penurunan ini seiring dengan kekhawatiran meluasnya wabah virus corona secara global. Saat ini jumlah kasus infeksi virus corona sampai Jumat pagi (28/2) sudah mencapai 83.389 kasus di lebih dari 50 negara dan menewaskan 2.858 orang.





Pagi tadi tiga indeks utama Wall Street kembali ditutup ambruk. DJIA anjlok 4,44%, S&P 500 turun 4,43% dan Nasdaq Composite melorot 4,61%.





Pada sesi I siang tadi, IHSG berhasil memangkas pelemahan tersebut dan mengakhir perdagangan di level 5.311,961, atau anjok 4,04%.


Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X